Text
Menelusuri Makna Puasa dalam Al-Qur'an
Puasa -salah satu dari lima rukun islam- merupakan ibadah yang berat untuk dikerjakaan. Betapa tidak, keperluan-keperluan naluriah/biologis yang manusiawi -makan, minum dan hubungan suami istri- dilarang dilakukan sedari fajar hingga maghrib.
Menyadari beratnya puasa itu, Al-Qur'an menyiapkan suatu "strategi marketing" yang hebat sehingga pembaca/pendengarnya terdorong untuk melaksanakannya dengan hati ringan dan ikhlas.
Strategi komunikasi tersebut ditelaah melalui tafsir sastrawi atas ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang puasa. Dengan pendekatantersebut, pembaca akan memahami, antara lain :
1. Mengapa di ayat awal disebutkan durasi puasa "hanya beberapa hari" tetapi kemudian di ayat akhir di tegaskan "sebulan penuh:;
2. Mengapa redaksi ayat kewajiban puasa berbentuk kalimat pasif ("diwajibkan") dan bukan aktif ("mewajibkan");
3. Mengapa keringanan dalam berpuasa disebutkan terlebih dahulu daripada waktu pelaksanaannya?
Dengan menafsirkan ayat-ayat seputar puasa secara sastrawi, puasa bukan hanya semata-mata dipandang sebagai perintah yang harus di taati (secara ta'abudi), tetapi juga dipandang sebagai program dan pembelajaran spriritual dari Allah yang dapat diterima oleh akal pikiran manusia (secara ta'aqquli)
T00077 | 297.14 | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain